Ketika Sapit Udang Pistol Mengatup, Bunyinya Menyaingi Suara Paus Sperma

Spesies udang pistol (Alpheus) boleh dibilang ukurannya kecil jika dibandingkan hewan laut lainnya. Tapi, Alpheus yang juga dijuluki udang penggertak (snapping shrimp) itu bisa menimbulkan bunyi yang sangat keras dari sapitnya, sebagaimana dikutip dari jurnal ilmiah Oseana yang diterbitkan Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Ada banyak memang organisme di laut yang bisa menimbulkan bunyi, misalnya ikan dan mamalia. Adapun yang paling banyak menimbulkan bunyi, yaitu udang karang (Palinuridae), udang sentadu (Stomatopoda) dan beberapa jenis kepiting. Tapi, sekian banyak spesies hewan laut itu, kalau menimbulkan bunyi tidak sebegitu keras, seperti udang pistol. Bunyi yang timbul dari udang pistol ketika ujung sapitnya saling berbenturan saat mengatup.

Mengutip situs web Science dalam laporan ilmiah berjudul How Snapping Shrimp Snap: Through Cavitating Bubbles menjelaskan, bahwa udang pistol membuat gelembung penguapan zat cair yang muncul karena tekanan saat mengatupkan sapit. Gelembung itu menimbulkan tekanan bunyi hingga 80 kilopascal di jarak empat sentimeter dari sapit, kecepatannya 100 kilometer per jam.

Kecepatan sebegitu menimbulkan bunyi 218 desibel dalam durasi benturan sapit kurang dari 1 milidetik, seperti dikutip dari artikel berjudul The Acoustics of the Snapping Shrimp Synalpheus Parneomeris in Kaneohe Bay dalam Journal of the Acoustical Society of America. Kekuatan bunyi itu 218 desibel itu terendam dalam air, aktivitas hidupnya di terumbu karang. Tapi, walaupun udang pistol spesies yang berukuran kecil, bunyi yang ditimbulkan dari benturan sapitnya hampir menyaingi suara paus sperma (Physeter macrocephalus), 230 desibel.

Julukan udang pistol, karena bentuk sapitnya. Sapit udang pistol terdiri atas dua bagian yang berfungsi mengetuk. Saat bagian itu berbenturan, maka muncul gelembung uap yang sangat kuat. Jika udang pistol itu berada dalam stoples kaca, maka tekanan bunyi bisa memecahkan wadah tersebut, sebagaimana dikutip dari The International Wildlife Encyclopedia (Volume 1).

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *