Hari Ibu 2021, Wanita Peneliti BRIN Cerita Bawa Anak Usia Sebulan Riset Lapangan

Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erna Sri Adiningsih, menceritakan pengalamannya menjadi peneliti sekaligus seorang ibu. Profesor di bidang penginderaan jauh itu menerangkan bahwa dirinya pernah berada di situasi yang cukup sulit, karena harus menentukan pilihan yang berkaitan dengan karier dan keluarga.

“Dulu saat ingin studi S2 ada tantangan tersendiri, karena saya diterima di beberapa kampus, yaitu di Australia dan Indonesia. Dan posisi saya sudah menjadi seorang ibu yang harus memilih,” ujar dia dalam acara talk show virtual bertajuk Sosok Ibu dan Perempuan Berkarier (SUPER) yang digelar BRIN untuk memperingati Hari Ibu Nasional, Rabu, 22 Desember 2021.

Erna mengatakan bahwa dirinya menolak kampus yang berada di Australia dan memilih tetap di Indonesia, yaitu di IPB University, untuk S2 Program Pascasarjana Bidang Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. “Ini pengalaman yang cukup berharga, di mana ingin mencari pengalaman secara internasional, tapi saya sudah menjadi seorang ibu,” katanya lagi.

Saat itu Erna juga berpikir bahwa perguruan tinggi di Indonesia tidak kalah dari segi kualitasnya, dan persoalan tentang peneliti yang mendunia itu bisa dilakukan setelah pendidikan. “Tergantung orangnya juga, dan saya tidak menyesali keputusan itu.”

IPB University juga merupakan almamaternya saat mengenyam pendidikan S1 Jurusan Agrometeorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), termasuk S3 di Bidang Studi Agroklimatologi. Sedangkan karier pertama Erna sebagai peneliti adalah masuk ke Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN)—sebelum melebur ke BRIN dan menjadi OPRA.

Di LAPAN, wanita yang sudah menjadi peneliti selama lebih dari 30 tahun itu sempat menjabat beberapa posisi struktural, yaitu Kepala Seksi Pengembangan Pemanfaatan Data periode 1991-1992, Kepala Pusat Analisis dan Informasi Kedirgantaraan periode 2007-2011, dan Kepala Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan periode 2011-2013. Erna juga ikut menjadi salah satu penanggung jawab penyusunan naskah draf RPP Kegiatan Komersialisasi Keantariksaan 2020.

“Secara personal saya juga memiliki rasa ingin tahu terus-menerus, yang memang menandakan seseorang memiliki passion di bidang meneliti,” ujarnya.

Ibu empat orang anak ini juga menceritakan bahwa ketika anak ketiganya lahir belum sebulan, dirinya harus menyelesaikan laporan yang memiliki deadline. Saat itu dia harus memilih antara harus bertanggung jawab sebagai seorang peneliti atau menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu.

“Jadi ada saat seperti itu dan tidak mudah bagi saya. Akhirnya terpaksa harus membawa anak saya ke lapangan untuk menyelesaikan laporan, dan itu atas izin suami,” kata dia.

Mantan Sekretaris Utama LAPAN periode 2018-2020 itu juga mengaku bangga menjadi seorang perempuan dan ibu, terutama ketika melihat anak-anaknya tumbuh dari bayi, remaja, dewasa, hingga menempuh kariernya sendiri. “Itu menjadi sesuatu yang membanggakan bagi saya, jadi kebanggaan itu tidak selalu dari capaian pekerjaan dan jabatan, tapi dari hal kecil seperti keluarga juga,” ujar Erna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *