Libur Natal, Kelompok Kecil Mendominasi Kunjungan Wisata Yogyakarta

Libur Natal menjadi berkah bagi pelaku usaha pariwisata di Yogyakarta. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Suparmono mengatakan, kunjungan wisatawan selama dua hari libur Natal, Sabtu-Minggu, 25-26 Desember 2021, berbeda dengan hari libur sebelumnya, terutama di akhir pekan.

“Jumlah kunjungan ke sejumlah destinasi wisata selama libur Natal kali ini beravariasi,” kata Suparmono di Yogyakarta pada Minggu, 26 Desember 2021. Di beberapa destinasi wisata, menurut dia, ada yang banyak pengunjung, sedangkan di destinasi wisata yang lain jumlah pengunjung turun dibanding periode libur akhir pekan sebelumnya.

Suparmono menjelaskan, pada pekan lalu, kunjungan wisatawan didominasi oleh rombongan yang naik bus. Sementara selama libur Natal ini, sebagian besar wisatawan adalah kelompok kecil atau keluarga. Jumlah kunjungan wisatawan di kawasan wisata Kaliurang pada libur Natal sekitar 10.379 orang. Angka ini naik sekitar 37 persen dari liburan akhir pekan lalu, yakni 7.539 wisatawan.

Kondisi berbeda terjadi di kawasan wisata Kaliadem. Selama dua hari libur Natal ini, sebanyak 5.928 wisatawan datang ke sana. Angka tersebut sedikit turun dibandingkan libur akhir pekan lalu, yakni 5.898 wisatawan. Adapun kunjungan wisata ke destinasi wisata lain, seperti Jogja Bay sekitar 5.900 orang, Merapi Park 1.100-an pengunjung, Studio Alam Gamplong sekitar 1.200-an pengunjung, dan Tebing Breksi lebih dari 4.000 wisatawan.

Suparmono mengatakan, jangan khawatir soal penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata tersebut. Musebabnya, menurut dia, para pengelola destinasi wisata di Sleman sudah konsisten menerapkan protokol kesehatan ketat dan wisatawan cenderung mematuhinya.

Di Kota Yogyakarta, Wali Kota Haryadi Suyuti mengatakan tengah menerapkan pengawasan di kawasan Malioboro. Pemerintah melakukan pembatasan dari arah Margo Utomo, jalur tembusan Jalan Malioboro sisi utara yang dilintasi rel kereta. Jalur ini sering dilewati pengendara sepeda motor dan becak untuk memotong jalan.

“Dengan pembatasan, maka jalur tersebut hanya dapat dilewati oleh pejalan kaki dan pesepeda,” kata Haryadi Suyuti. “Ini merupakan upaya kita dalam memberikan sarana dan prasarana lalu lintas untuk mendukung keselamatan warga Kota Yogyakarta.”

#pakaimasker #jagajarak #cucitanganpakaisabun #hindarikerumunan #vaksinasicovid-19

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *