Kawasan Kecamatan Polanharjo, Klaten dikenal memiliki potensi air yang melimpah sejak dulu. Sejak tahun 90an, melimpahnya air dimanfaatkan dengan pembuatan kolam ikan untuk pemancingan dan wisata oleh warga setempat. Namun di tahun kekinian, pemanfaatan potensi air bergeser dari wisata pemancingan dan kuliner menjadi ke wisata rekreasi air dan permainan air.
Hal itu juga yang ditangkap oleh BUMDes Janti Jaya ketika dipasrahi untuk mengelola dana desa di tahun 2018. Pengelolaan dana desa untuk pembangunan wisata air yang diberinama Janti Park ini terus dilakukan hingga 2020 dengan total kelolaan dana hampir 1 miliar rupiah. “Tanggal 20 Desember 2020 itu mulai buka dengan satu ciri khas yang waktu itu di Klaten baru kami saja, yakni adanya mesin salju,” terangnya.
Dengan modal 17 juta rupiah, BUMDes Janti Jaya membeli mesin salju dari Semarang dan ini yang menjadi titik balik perjalanan Janti Park. Manfaatkan Potensi Air, Lahan & Dana Desa, Desa Janti Sukses Rangkul Ribuan Warga Mulai Berdikari Menteri Desa PDTT Apresiasi Pemaksimalan Dana Desa untuk Pengelolaan Potensi Desa di Babel
Dana Desa di Lombok Barat Belum Tersalurkan Sepenuhnya, 10 Desa Masih Terkendala Kepala Desa di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta Bupati Kotabaru H Sayed Jafar Alaydrus Ajak Warga Bersama sama Membangun Desa Mulyoharjo
Bertekad Jadikan Sambas Kabupaten Terunggul, Satono Ajak Manfaatkan Potensi Sumber Daya Daerah “Mungkin memang jalannya, waktu itu bahasa anak sekarang viral di medsos, jadi mesin salju itu yang menarik banyak sekali pengunjung ke sini,” ujar Danang. Hal itu dibarengi dengan strategi jitu BUMDes untuk mengoptimalkan ramainya wisatawan.
“Kami langsung bikin lini usaha yakni perdagangan, semua yang jualan di dalam Janti Park itu dibawah BUMDes, yang masak kami libatkan PKK Desa Janti, dan yang tugas karang taruna,” terangnya. Namun Pandemi Covid 19 juga mempengaruhi berjalannya taman rekreasi Janti Park karena ada beberapa kali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Mulai September 2021 Janti Park sudah mulai bisa beroperasi sesuai dengan harapan.
“Sejak September 2021 kesini sudah ada uang yang bisa dinikmati warga dan sebagian lain kami gunakan untuk pengembangan Janti Park,” cerita Danang. Menurutnya, BUMDes Janti Jaya sekarang memiliki beberapa lini bisnis, di antaranya perikanan berupa jual beli bibit dan pembesaran ikan, pariwisata berupa adanya Janti Park dan yang memberikan sumbangan pendapatan terbesar adalah perdagangan. “ Yang terbesar itu perdagangan, kami jualan di dalam Janti Park ini, setahun bisa 6 miliar, sedangkan untuk pariwisata di angka 3,9 miliar,” kata Danang.
Dengan pemasukan BUMDes yang begitu banyak, Desa Janti sudah bisa memberikan uang pembinaan ke 17 RT di wilayahnya dengan nominal yang terus bertambah setiap tahun. “Tahun 2022 itu kami kasih 10 juta per RT, tahun 2023 kemarin 13 juta rupiah,” kata dia. Desa Janti menaungi 17 RT dengan 920 kepala kaluarga (KK).
Selain itu, keuntungan dari pengelolaan berbagai potensi Desa Janti ini digunakan untuk pengelolaan sampah, pemberdayaan berbagai kelompok tani dan pemuda. “Karang taruna dan linmas yang kami libatkan di Janti Park itu dapat gaji sesuai UMK Klaten lo, total 160an orang yang kerja di sini,” ujar Danang bangga. “Intinya semua kami kembalikan ke masyarakat untuk dinikmati dan sebagian lain digunakan untuk pengembangan lagi agar Janti Park makin berkembang,” tegasnya.
Adapun Janti Park berada di Dukuh Ngendo, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Destinasi wisata air itu berada di kawasan pemancingan Janti yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Janti Jaya serta karang taruna. Terdapat sejumlah kolam renang di tempat itu, kolam renang anak anak dengan kedalaman bervariasi dari 30 sentimeter hingga 70 sentimeter hingga kolam untuk orang dewasa.
Menariknya, Janti Park virak karena ada wahana mandi salju yang menjadi ikon Janti Park. Salju yang dimaksud yakni buih yang dibuat dari sabun dengan formula khusus serta disemburkan menggunakan mesin dari pinggir kolam. Pada tepi kolam terdapat taman bunga dan kebun buah yang membikin kawasan itu semakin asri.
Selain kolam renang anak anak, di tempat itu ada kolam renang dewasa dengan kedalaman 150 sentimeter hingga 180 sentimeter. Di tepi kolam dewasa, ada patung naga yang terus menyemburkan air. Ada pula kolam terapi ikan dan tempat selfie berupa rumah kincir angin Belanda.
Tak sekadar wahana, di tempat itu dilengkapi restoran. Menu yang disajikan berupa olahan ikan seperti lele dan nila bakar. Guna membikin pengunjung nyaman, di tempat tersebut ada puluhan gazebo yang menghadap ke kolam serta taman.
Tiket masuk ke Janti Park terhitung murah meriah, pada hari biasa atau Senin Jumat tiket masuk yang diterapkan Rp5.000 per orang. Saat akhir pekan atau Sabtu Minggu dan hari libur nasional, tiket masuk yang diterapkan Rp8.000 per orang. Desa Janti ikut dan menjadi lima besar Desa BRILiaN 2023.
Desa BRILian merupakan bentuk pemberdayaan yang diberikan oleh BRI terhadap desa untuk menghasilkan role model dalam mengembangkan desa di Indonesia. “Kami ikut dengan andalan Janti Park, itu artinya BUMDes kami aktif dan bisa memberikan kemanfaatan untuk desa,“ kata Kepala Desa Janti, Tri Prakoso. Selain itu Desa Janti juga sudah menerapkan digitalisasi di beberapa lini kehidupan.
“Yang terpenting BUMDes bisa menghadirkan kebermanfaatan ke warga,” kata Tri. Desa Janti berhasil masuk dalam 5 besar Desa BRILiaN yang diadakan oleh BRI ini. Dari kompetisi ini, Desa Janti membawa pulang hadiah sebesar Rp15 juta.
Kepala Desa Janti mengatakan lolosnya Janti sebagai Desa BRILiaN memberi sejumlah keuntungan mulai dari dipermudahnya pengelolaan keuangan, pendampingan, hingga bantuan BRI Menanam. Saat ini, di Janti Park sudah tersedia QRIS dan mesin EDC untuk pembayaran. “Kami jadi makin terkenal juga, efeknya ke pengunjung Janti Park dan kami lebih mudah mengakses keuangan dan pelatihan dari berbagai pihak,” tambah Tri.
"Unjungnya warga desa bisa berdikari dengan pengembangan Janti Park ini," kata kepala desa 2 periode ini. Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono dalam keterangan tertulisnya menyampaikan ada 320 Desa BRILiaN yang ada di wilayah Regional Office Yogyakarta. John Sarjono mengatakan Desa BRILiaN merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi .
Desa desa yang tergabung dalam program Desa BRILiaN diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa desa lainnya. “Kami fokus mendampingi desa untuk mengasah potensi apapun yang ada di daerah tersebut, dengan tujuan tentu desa bisa berkembang lebih baik lagi,” kata dia. BRI juga melakukan berbagai aktivitas pemberdayaan dalam program Desa BRILiaN.
Yang pertama empowerment, berupa kegiatan pemberdayaan berupa pemberian literasi dasar, literasi bisnis dan literasi digital kepada desa peserta. Kedua, assistance, yakni aktivitas pendampingan intensif kepada Desa BRILiaN terbaik di tiap batch oleh tim BRI dan mitra kerjasama. Ketiga adalah awarding, pemberian penghargaan atau apresiasi kepada pemenang desa selama periode empowerment yang dinilai memiliki kepemimpinan unggul, kolaboratif, inovatif dan mampu menjadi role model pengembangan desa lainnya.
"Program Desa BriliaN lebih banyak pada kegiatan empowerment berupa literasi dan assistance, tidak termasuk pemberian bantuan keuangan bagi Desa. Pemberian apresiasi berupa bantuan fasilitas sarana dan prasarana bagi desa pemenang Desa BriliN," jelasnya.(*)