Daging Kucing Bukan Obat Diabetes Melitus, Berikut Saran Dokter untuk Turunkan Gula Darah

DokterPenyakit Dalam sub spesialis Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi Prof.Dr.dr.AriFahrialSyam, Sp.PD KGEH memastikan, tidak ada hubungan sama sekali konsumsi daging kucing dengan penyakit diabetes melitus. Ia meminta masyarakat tidak asal asalan menerima informasi mengenai pengobatan nonmedis. Hal ini merespons kejadian yang menggegerkan di Jawa Tengah seorang bapak kos konsumsi daging kucing dengan dalih bisa mengobati penyakit diabetesnya.

Prof Ari menjelaskan bahwa penyakit diabetes melitus ini merupakan suatu penyakit kronis ketika seseorang sudah ditetapkan menderita diabetes melitus maka seumur hidup dia harus mengontrol gula darahnya. Ada dua yang harus dilakukan saat dokter memvonis Anda mengalami diabetes. Keluarga Tegaskan Aulia Risma Dokter Muda Meninggal Bukan Karena Bunuh Diri, Tapi karena Sakit Serambinews.com

Sosok Prathita Amanda Aryani, Dokter Senior Diduga Bully Aulia Risma, Disebut Punya Tabiat Jahat Serambinews.com Pertama adalah perubahan gaya hidup. Hal ini bersangkutan dengan mengontrol berat badannya seperti mengurangi konsumsi yang mengandung gula dari minum minuman kemasan maupun teh manis.

Lalu, olahraga secara teratur dan gaya hidup yang sehat, tentunya istirahat cukup. Kemudian harus memperhatikan jumlah asupan kalori yang dikonsumsi. Kedua, soal obat obatan. Penderita dengan diabetes seumur hidupnya tidak lepas dari konsumsi obat obatan.

Tujuannya tentu agar kondisi gula darahnya terkontrol. Secara umum obat obatan untuk pasien diabetes adalah obat obatan untuk meningkatkan resistensi insulin dan bekerja untuk merangsang insulin. “Daging kucing itu tidak bisa mengobati orang dengan diabetes melitus. Di satu sisi kucing sendiri adalah bukan hewan yang memang dagingnya itu umum dikonsumsi. Kucing ini termasuk hewan karnivora berbagai macam hewan dia konsumsi. Dampaknya kemungkinan daging kucing mengandung bakteri, parasit yang berbahaya dan sekali lagi daging kucing bukan daging yang dianjurkan untuk dikonsumsi,” pesan Prof Ari.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *